ORASI DAN ATRAKSI
Aku duduk dalam deretan bangku belakang yang hanya diisi dengan 3 orang saja, padahal kapsitas bangku bisa untuk 6 orang, disamping kananku duduk seorang yang bergaya layaknya “funky”, diatas kepalanya dihiasi kupluk ala penyanyi jamrud, dan dia memakai kaus buntung bergaya penyanyi peter pan dan tak lupa memakai celana ala rapper dunia. Dengan tas pinggang yang diikatkan dipahanya. Dia menatapku dengan senyum dan aku membalasnya sambil kutawarkan rokok. Dia mengambil sebatang dan mengucapkan terima kasih kepadaku. Aku coba menawarkan kembali pada seseorang yang duduk disamping kiriku, dia menjawab “ Maaf saya tidak merokok.” Terima kasih banyak ! jawabnya dengan dihiasi wajah sedikit ditekuk, ada sesuatu yang dirasakannya bathinku. Rasa penasaranku mulai timbul ingin rasanya aku menanyakan sesuatu padanya apa yang sebenarnya terjadi, tapi untuk sementara kutahan dulu ! karena mobil sudah kembali bergerak untuk segera berjalan dan sang kondekturpun sudah menagih kepadaku untuk ongkosnya. Anehnya yang ditagih dideretanku hanya aku seorang kenapa dua disampingku tidak di tagih !! pasti ada sesuatau pikirku, benar saja ! yang disebelah kananku maju berjalan kedepan dengan pandangan mengarah kebelakang, dia memperkenalkan diri sebagai seorang seni jalanan yang hanya ingin menunjukan keahliannya kepada semua yang ada didalam bus dan meminta belas kasihannya untuk sekedar membeli makan. Kupikir dia akan “berorasi” seperti yang selalu kulihat sehari-hari didalam sebuah angkutan penumpang umum.
Tapi kenyataannya terbalik !
Dia menunjukan kebolehannya dengan memakan sesuatu yang dibawa yaitu setumpuk batu kerikil, paku dan beberapa silet yang dia tunjukan semuanya secara menyakinkan untuk diperiksa bahwa ini tidak rekayasa.
Selanjutnya,
Dia memakan satu persatu dengan lahap dan diselingi dengan tegukan air mineral yang di bawa dalam tas pinggangnya. Ya semua atraksi ditutup dengan permintaan maaf kepada penumpang karena telah menggangu didalam perjalanan dan tak lupa menyodorkan bungkusan bekas permen yang ditujukan pada setiap penumpang. Pada saat didepanku dan akan kumasukan uang ribuan, dia bilang “ Tidak usah mas “ tadi situ udah ngasih saya rokok, tapi tetap saja uang yang sudah terlanjur kupegang kumasukan kedalamnya.
Dan dia kembali duduk disampingku sambil berucap” alhamdulillah “. Inilah kesempatan ku untuk bertanya pikirku ! baru saja aku akan menegeluarkan kata-kataku mataku tertuju pada laki-laki yang tadi duduk disebelah kiriku maju berdiri dan berjalan kedepan sambil setengah menahan rintihan yang ada ditubuhnya!!
Kuperhatikan,
Maafkan saya penumpang yang budiman, sebenarnya saya malu untuk berbicara di dalam bus ini, karena keterpaksaan dan keadaan yang membuat saya harus berdiri seperti sekarang. Saya mohon maaf sekali lagi, mungkin dengan belas kasih yang anda miliki saya mengharapkan dengan bantuan dari penumpang semua untuk sekedar memberikan sedikit uang atau recehan, bukan saya malas atau pura-pura dengan keadaan saya, bukan saya malas untuk bekerja ! tapi perusahaan mana yang akan menerima manusia cacat seperti saya, saya sudah melamar kesana sini, semua jawaban semuanya sama “ Tidak ada lowongan “ mungkin mereka melihat dari fisikku yang berjalan saja susah, dia mulai membuka baju ! Ya Tuhan aku melihat jantungnya berada diluar tubuh bukan didalam aku tak tega melihatnya !! belum itu saja yang dia lihatkan dia mulai menarik celana panjang bahan yang dipakai dan menarik sepatu, bukan sepatu yang dia tarik melainkan kaki palsu yang dia pakai dan terlepas sampai sebatas pangkal paha ! Ya ghoffar aku menyebut namaMU. Inilah keadaan saya sambil dia meminta maaf kepada semuanya tidak bisa melihat ada satu cacat lagi ditubuhnya yaitu ? dia malu sebenarnya mengatakannya… “ saya tidak punya kelamin laki-laki dan dubur. Dia mengucapkan sambil meneteskan air mata.
Bagaimana cara dia melakukan buang hajat atau buang air kecil ! bathinku ingin bertanya seperti itu, mungkin pertanyaan seperti yang aku pikirkan sama dengan pikiran para penumpang yang ada didalam bus ini ?
“Saya memakai selang untuk melakukannya !”
Ya Allah Tuhanku
Aku menyebut kembali namaMU..
Ya.. laki-laki tadi mulai berorasi, dia membawakan sebuah puisi ! karya siapa aku tak tahu yang jelas didalam syairnya terdapat makna hidup tuk selalu berusaha tabah, sabar menghadapi semuanya dan tak lupa memanjatkan syukur kepada Sang Pencipta, dengan iringan kalimat terakhir yang diucapkan “ kalau bapak, ibu, saudara-saudara menganggap saya sebagai seorang peminta-minta atau saya hina dihadapan semuanya saya terima apa yang akan dilontarkan semua itu kepada saya. Assalamualaikum Wr. Wb.
Seperti laki-laki pertama yang sekarang ada disampingku dia lalu mengeluarkan bungkusan plastik bekas permen disodorkan kepada para penumpang satu persatu.
“ Memang dia terlahir seperti itu ! “
ujar laki-laki yang ada disampingku sebelum uluran plastik bekas permen itu tepat didepanku. Tuk sesaat ku hiraukan kata-katanya dalam hatiku aku malu dengan syair puisi yang dia utarakan.
Aku sadar ! aku menganggap diriku terlalu cengeng, terlalu rapuh didunia ini untuk menghadapi segala macam permasalahan yang ada, ternyata ..
Laki-laki itu yang terlihat secara fisik kurang, mampu dia lewati hari-hari dengan rasa syukur dan tegar seperti batu karang yang dihantam dengan gelombang kehidupan.
Terima kasih teman ! kau ingatkan aku dalam buah pikiran yang matang dalam hidupmu dan juga dalam syair puisimu, kudoakan semoga kau mendapat tempat yang layak dan mendapatkan karunia dari Allah.
Tanpa kutahu namamu, aku akan mengingatnya, mudah-mudahan kita bisa bertemu kembali, ingin rasanya aku belajar darimu.
Sayangnya aku harus turun teman, karena tujuanku. ! akan ku ingat wajahmu berdua jika kelak aku bertemu. Aku akan lebih lama lagi untuk mendengar atau bercerita tentang semuanya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar :